Posts

Serbuk Serumpun di Perguruan Tinggi Kita

Saya melihat suatu skenario Darwin sedang terjadi pada pendidikan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi yang kuat semakin kuat, diprediksi akan terus bertahan dan yang lemah semakin lemah, diramalkan akan menemui kematiannya. Ini bukan dalam arti kontestasi, di mana satu dengan yang lainnya saling meniadakan, tapi faktanya adalah serbuk serumpun (inbreeding) dan asyik dengan al-mamater sendiri. Dalam kondisi new normal ketika maupun setelah pandemi coronavirus hal ini tetap relevan, dimana banyak kampus yang berjuang untuk mempertahankan eksistensinya. Metafora inbreeding ini berasal dari term biologi yang sudah diketahui berabad-abad dimana endogami akan membahayakan keturuan baik pada hewan maupun manusia. Dengan analogi ini berbagai riset menyimpulkan serbuk serumpun juga membahayakan tatanan dan kerja-kerja akademik kampus. Dalam berbagai riset pendidikan tinggi tentang serbuk serumpun ini dikaitkan dengan proses rekrutmen sumber daya akademisi kampus. Proses rekrutmentnya tidak be...

New Schools of Thought Innovative model for Delivering Higher Education

  Review buku Karena kemampuannya beradaptasi, perguruan tinggi adalah salah institusi sosial tertua yang bisa bertahan hingga saat ini. Dewasa ini tantangan pendidikan tinggi semakin berat seiring datangnya gelombang revolusi industry 4.0 yang mendisrupsi dan merubah wajah dunia kerja dan tatanan sosial. Kemudian, kita menyaksikan menguatnya nasionalisme sempit di berbagai Negara yang akan menguji elan kosmopolitan dan global universitas. Terakhir, dunia pendidikan tinggi digoncang oleh pandemic coronavirus yang menghentikan mobilitas manusia dan aktivitas ekonomi. Banyak perguruan tinggi yang terancam gulung tikar karena sebagian besar mereka masih tergantung dengan uang kuliah dari mahasiswa, baik lokal maupun internasional, sementara pada saat yang sama di mana-mana Negara mengurangi subsidinya untuk universitas. Dalam perubahan itu bagaimana perguruan tinggi bisa menterjemahkan misinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang melahirkan sumber daya manusia terdidik yang utuh, ...

Tiga Ide Besar Tentang Universitas

Pernahkah kita tahu sebagai akademisi bahwa sebenarnya ada tiga ide besar yang melatari munculnya universitas modern sekarang. Tesis ini bisa diperdebatkan. Kenapa saya sebut bisa diperdebatkan, karena kita bisa saja menarik sejarah pendidikan tinggi sejak kampus didirikan pertama kali yaitu university of Karueein di Fez, Maroko, 859 atau universitas Alazhar di Kairo, Mesir, 970 atau 972 misalnya. Di sini yang ingin saya garisbawahi adalah ide besar yang menjadi dasar dari universitas modern sekarang. Saya juga ingin menekankan bahwa segala sesuatu itu bermula dari ide dan gagasan. Tulisan ini hanyalah ekstraksi dari pemikiran Simon Marginson “The Kantian University, worldwide triumph and growing insecurity (2019)” yang saya baca pagi ini. Marginson adalah salah satu ilmuwan yang selalu saya baca tulisannya terkait pendidikan tinggi. Marginson meniti awal karir akademiknya di Melbourne University dan sekarang beliau menjadi professor of higher education di Oxford University. Kita harus...

4IR dan Kampus

Habis sholat Idul Fitri di rumah, saya menyempatkan diri untuk membaca sebuah buku “Higher Education in The Era of the Fourth Industrial Revolution (4IR)” yang diterbitkan oleh Palgrave Macmillan. Buku ini adalah bunga rampai artikel berbasiskan riset empiris para peneliti dari berbagai Negara. Buku ini menceritakan bagaimana negara-negara di dunia menyiapkan diri dan membekali SDMnya menjadi 4IR-ready citizens. Dalam konteks ini perguruan tinggi menjadi pemain kunci. Dari beberapa pengalaman beberapa Negara yang diangkat dalam buku ini, point pentingnya adalah perguruan tinggi harus berhasil mengawinkan antara kapabilitas praktis dan karakter personal terkait 4IR agar mahasiswa bermindset pembelajar sepanjang hayat (longlife learner). Perguruan tinggi lalu menginsersikan gabungan dua hal itu kepada mahasiswa selama mereka duduk di bangku kuliah. Kapabilitas praktis tentu saja terkait dengan penguasaan akan ilmu dan skil seputar 4IR, diantaranya internet of things (IOT), Artificial int...

Everyone Refers to the Concept

The Indonesian government has done a number of strategic programs in nurturing the growth of universities to be qualified as a “world class university (WCU)”, by, for instance, providing funding support of IDR 10 billion ( USD 750,000) yearly especially for several state-owned universities that hold national reputation and special legal entity status. This financial support intends to improve the performance and capability of those universities in order to be among at least the top 500 in the world ranking. With the current program to endorse WCU, it seems that Indonesian government defines and embraces the definition of WCUs as world ranking of universities. The problem is that there are varying opinions about where the boundary falls (top 50, 100, or 500?). Interestingly, universities that are well placed in the rankings rarely use the term 'world-class'. Some scholars argue that using (global) rankings as the benchmark only makes sense if the indicators are appropriate – oth...

Paradoks Pendidikan di Indonesia

Paradoks atau ironi pendidikan adalah tantangan terberat pendidikan di Indonesia. Paradoksal itu kurang lebih digambarkan oleh beberapa premis tidak linear berikut, semakin lama masa bersekolah seorang anak, ternyata semakin rendah tingkat kemandiriannya. Dan semakin lama masa bersekolah putra-putra Indonesia, tidak berkorelasi positif dengan kenaikkan pendapatan perkapita rata-rata penduduk Indonesia (lihat kajian UNESCO-OECD tentang ini). Dan terakhir adalah, jumlah pengangguran terdidik yang tidak menunjukkan trend menurun signifikan, bahkan cenderung terus bertambah dari tahun ke tahun. Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) data sakernas 2019, yang menyigi bagaimana korelasi antara variable status pekerjaan dan tingkat pendidikan, terlihat dengan jelas bahwa mayoritas pekerja lulusan perguruan tinggi kita bekerja menjadi buruh/karyawan/pekerja yang dibayar, yaitu 80 per sen. Kecil sekali yang mencoba mengambil resiko membuka usaha sendiri dan mempekerjakan orang ...

Wajah Sosial Universitas dan Coronavirus

Salah satu fungsi kampus adalah berkontribusi dalam pemecahan masalah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat lokal dimana mereka berada. Aktivitas Perguruan tinggi tentu saja bersifat lokal, nasional dan internasional, tapi terkadang peran kelokalan ini sering terlupakan. Berbeda dengan perusahaan multinasional yang bisa berpindah-pindah, universitas tidak seperti itu. Seluas apapun gerakan dan pengaruh universitas di tataran global, kampus tetap merupakan institusi yang mengakar di dalam satu teritori nasional dan lokal. Sehebat-hebatnya universitas Harvard, tetap saja ada patriotisme Amerika dalam institutsi itu. Oleh karena itu perguruan tinggi tidak bisa menjadi menara gading di tempat berpijaknya. Berbicara peranan kelokalan ini, norma yang lebih berlaku adalah kolaborasi, komunikasi dua arah dan keterlibatan yang simbiosis mutualisme. Kompetisi untuk mengejar dan mempertahankan reputasi tidak berlaku di sini. Perguruan tinggi mengenali dan menyapa pemangku...